Sebulan di Barak Pengungsian Merapi, Lansia Sakit dan Bosan

0

Pelita.online – Satu bulan berlalu, para pengungsi tanggap darurat bencana erupsi Gunung Merapi bertahan di barak pengungsian Glagaharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Mereka kini mulai dihinggapi rasa bosan. Sebagian lansia bahkan mengalami sakit ringan.

“Ya, memang beberapa ada yang merasa bosan. Ada juga yang mengalami sakit ringan terutama pengungsi lansia,” kata Camat (Panewu) Cangkringan Suparmono di Sleman dikutip Antara, Jumat (11/12).

Dia mengatakan sakit ringan yang dialami para pengungsi itu di antaranya hipertensi dan badan pegal-pegal. Mereka umumnya adalah pengungsi lansia.

 

“Selain itu ada juga yang mengalami gangguan ISPA, flu, batuk, dan pilek,” katanya.

Dia mengatakan para pengungsi yang mengalami gangguan kesehatan langsung mendapat penanganan medis oleh petugas kesehatan yang setiap hari bertugas di barak pengungsian.

“Namun sejauh ini secara umum para pengungsi dalam kondisi sehat karena terus dipantau oleh petugas medis,” katanya.

Sedangkan para pengungsi yang mulai merasa bosan, kata Suparmono, pihaknya bersama relawan memberikan pendampingan dan hiburan agar mereka tidak bosan di barak pengungsian.

“Beberapa pengungsian merasa bosan, tapi kami upayakan selalu memberikan hiburan kepada mereka untuk mengilangkan rasa bosan,” katanya.

Dia mengatakan keperluan perlengkapan protokol kesehatan Covid-19 di barak pengungsian Glagaharjo sampai saat ini masih mencukupi.

“Kebutuhan untuk protokol kesehatan seperti masker, sabun cuci tangan, ‘hand sanitizer’ (penyanitasi tangan) dan lainnya masih mencukupi. Para pengungsi juga masih tetap patuhi protokol kesehatan,” katanya.

Jumlah pengungsi di barak pengungsian Glagaharjo saat ini berkisar 240 hingga 250 orang yang merupakan warga Dusun Kalitengah Lor, Kelurahan Glagaharjo, Cangkringan. Beberapa pengungsi dewasa kadang pulang dan kembali lagi ke barak.

 

Sumber : cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY