Buka Kongres VI PIKI, Menag Yaqut Cholil: Bangun Budaya Hargai Peran Intelektual

0

Pelita.online – Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengatakan sudah saatnya kita membangun budaya yang menghargai peran intelektual, karena dalam kondisi apapun intelektual konsisten bekerja untuk bangsa, tidak menjadi intelektual tukang yang kerja berdasarkan pesanan, apalagi mengkhianati bangsa dan negara.

Hal itu ditegaskan Yaqut Cholil dalam sambutan secara online ketika membuka Kongres VI Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia (PIKI) yang dilaksanakan di Jakarta, Sabtu-Minggu (10-11/4/2021).

Menag mengatakan secara sosiologis ada dua kelompok Intelektual. Kelompok pertama adalah intelektual yang kiprah dan pemikirannya berpijak pada cita-cita keagamaan.

Kedua, Intelektual yang netral agama. “Mereka sama-sama memiliki peran dan kontribusi besar dalam perjuangan dan pembangunan bangsa dan negara Indonesia untuk segala bidang,” ujar Yaqut Cholil.

Ketua SC Kongres VI PIKI, David Pajung, dalam siaran pers yang diterima Beritasatu.com, Rabu (14/4/2021) mengatakan Badikenita Br Sitepu terpilih sebagai Ketua Umum dan Audy WMR Wuisang sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) PIKI periode 2020-2025.

Kongres VI yang dilakukan secara hybrid (online dan on site) dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan ini mengambil tema “Tegakkanlah Keadilan” (Amos 5:15b).

“Kongres yang merupakan forum pengambilan keputusan tertinggi yang biasanya digelar lima tahun sekali terpaksa mengalami penundaan dari seharusnya dijadwalkan tahun 2020 karena pandemi Covid-19,” ujarnya.

Dikatakan Ketua Umum DPP PIKI Baktinendra Prawiro dan Sekjen Audy WMR Wuisang telah genap satu periode memimpin PIKI 2015-2020, dan tidak mencalonkan lagi sebagai ketua umum. Laporan pertanggungjawaban yang disampaikan Baktinendra Prawiro, Sekjen Audy WMR Wuisang, dan Bendahara Umum Martien Lutter telah diterima oleh 28 DPD dari 29 DPD.

Baktinendra dalam amanatnya menyatakan selama lima tahun PIKI melakukan penataan organisasi secara internal, sambil tetap memberikan masukan berdasarkan kajian kepada pemerintah, atas hal-hal yang terjadi dalam konteks kemasyarakatan dan berbangsa.

Keberadaan PIKI yang didirikan tahun 1963, oleh DPP PIKI periode 2015-2020 dilakukan re-discoveryre-vitalisasi (29 DPD dn 59 DPC), re-inventing berdasarkan pikiran kritis dan kajian obyektif dengan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum.

Baktinendra juga menyampaikan terima kasih kepada sesama kolega DPP PIKI yang telah bersama dalam lima tahun melayani untuk PIKI.

Hashim Djojohadikusumo, Ketua Dewan Kehormatan PIKI periode 2015-2020 berpesan “sekiranya masalah yang dihadapi masyarakat Indonesia saat ini yakni masalah kesenjangan yang menjadi potensi merusak memecah persatuan dan kesatuan Indonesia semoga tema PIKI dalam Kongres VI yakni ‘Tegakkanlah Keadilan’ semoga dapat tercapai”.

Sumber: BeritaSatu.com

LEAVE A REPLY