Harga Pangan Selalu Naik Saat Ramadhan, Kenapa?

0
Gambar ilustrasi

Pelita.online – Harga komoditas pangan tercatat selalu mengalami kenaikan saat Ramadhan, mulai dari bawang putih hingga cabai. Lantas, apa masalah sebenarnya yang terjadi?

Menurut Pengamat Pertanian Khudori pada dasarnya ada tiga hal yang mempengaruhi harga pangan saat Ramadhan, pertama ketersediaan bahan pokok, pengaturan harga, dan pengawasan distribusi.

Hanya saja, tiga hal ini tak semua berjalan dengan baik sehingga mendorong kenaikan harga komoditas.

“Ada tiga kunci. Pertama, antisipasi sejak dini terhadap ketersediaan sejumlah pangan pokok. Kedua, intervensi atau pengaturan harga sejumlah komoditas, yang diatur dengan harga acuan atau Harga Eceran Tertinggi (HET) dan memang belum sepenuhnya efektif, tapi acuan bakal jadi patokan pengendalian,” kata dia kepada detikFinance, Kamis (9/5/2019).

Untuk pengawasan distribusi, kata Khudori, sebenarnya hingga saat ini belum efektif berjalan. Sebab, kehadiran satgas pangan dinilai justru membuat ketidakefisienan pada rantai distribusi.

“Harus diakui kehadiran satgas nggak selesaikan semua masalah. Inefisiensi distribusi beberapa komoditas makin besar. Juga ketakutan pelaku usaha dan distribusi atas kehadiran satgas. Ini kurang sehat buat bisnis,” sambung dia.

Maka dari itu, ia menyarankan agar pemerintah selain memperbaiki tiga hal tadi juga melakukan pendataan stok dengan baik serta pemantauan harga dengan baik. Dengan begitu, harga komoditas saat puasa dapat terkontrol.

“Penyediaan stok belum seluruhnya baik. Ini mesti diperbaiki. Dikaitkan dengan pendataan gudang. Tanpa pendataan gudang, sulit pemerintah memastikan stok dan memantau pergerakan barang. Jika ini tak diketahui sulit untuk memantau dan menstabilkan harga,” tutup dia.

Sebagai informasi, harga bumbu dapur saat ini tengah melonjak naik. Misalnya saja untuk cabai rawit di Manado telah mencapai Rp 100.000 per kilogram (kg) dan bawang putih di Jambi juga dijual Rp 100.000 per kg.

 

Sumber: detik.com

LEAVE A REPLY