Perluas Bisnis Listrik, Medco Gandeng Kansai Electric Power .

0

Pelita.online – PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) baru-baru ini mengumumkan penyelesaian transaksi dalam pembentukan aliansi strategis antara PT Medco Power Indonesia dengan perusahaan listrik asal Jepang, Kansai Electric Power Company.

Presiden Direktur PT Medco Power Indonesia Eka Satria mengatakan, Kansai Electric akan semakin memperkuat kapabilitas Medco Power untuk terus mengembangkan bisnis gas IPP dan O&M di Indonesia, melalui penerapan teknologi terkini dan standar internasional terbaik. “Dengan demikian, perseroan dapat memperluas bisnis operasi dan pemeliharaan di Indonesia,” jelasnya dalam keterangan resmi, beberapa waktu lalu.

Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT Medco Energi Internasional Tbk Hilmi Panigoro menjelaskan, aliansi ini akan menyatukan keahlian teknis global Kansai Electric dengan pengalaman Medco Power dalam mengembangkan dan mengoperasikan pembangkit listrik di Indonesia. “Medco Power dan Kansai Electric akan bekerja sama melalui suatu unit usaha baru yang dimiliki bersama untuk mengembangkan dan mengoperasikan pembangkit listrik berbahan bakar gas yang baik yang sudah ada maupun yang baru,” jelasnya dalam keterangan resmi.

Sementara itu, pada segmen migas sendiri Medco Energi akan menjalankan beberapa strategi. Pertama, meminimalkan tingkat penurunan produksi. Kedua, mengubah sumber daya yang sudah ditemukan menjadi cadangan. Ketiga, menerapkan teknologi produksi terkini. Keempat, perseroan siap menjalankan eksplorasi secara masif.

Sebagai perusahaan migas, lanjut Hilmi, strategi mengganti atau menambah cadangan harus dilaksanakan. Jalan yang ditempuh bisa organik dan anorganik. Biasanya, ketika harga minyak sedang tinggi, perseroan fokus ke eksplorasi. Sebaliknya, jika harga minyak rendah, maka perseroan bisa melakukan akuisisi aset yang harganya realistis. “Ketika melakukan akuisisi aset migas, Medco harus memastikan aset tersebut atraktif dan memberikan pertumbuhan serta memperkuat struktur modal perseroan,” ujar dia.

Di sisi lain, pihaknya juga terbuka menjalin kerja sama dengan perusahaan migas lain, termasuk Pertamina dalam aktivitas joint study eksplorasi cadangan migas baru. Sinergi dengan perusahaan lain juga diharapkan bisa mendukung rencana pemerintah mengejar target produksi minyak 1 juta barel pada 2030.

Hilmi menambahkan, pihaknya Medco harga minyak akan mengalami perbaikan seiring pemulihan ekonomi pada 2021. Hal ini bisa terjadi jika distribusi vaksin Covid-19 oleh pemerintah berjalan sesuai rencana. “Kalau vaksin beres, demand terhadap minyak bisa balik normal pada kuartal III 2021. Saat itulah harga minyak bisa tinggi. Prediksi saya konservatif yakni sekitar US$ 50-60 per barel,” jelas dia.

Ketika harga minyak mengalami kenaikan, perseroan berpeluang memiliki kas lebih besar, sehingga mampu melakukan aktivitas eksplorasi secara lebih agresif.

Sumber: BeritaSatu.com

LEAVE A REPLY