Rupiah di Atas 14 Ribu, Kadin: Baik untuk Ekspor, Menyulitkan Impor

0

Pelita.Online – Pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyatakan nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar Amerika Serikat -hari ini melewati Rp 14 ribu- akan berdampak positif untuk ekspor. Namun, di sisi lain, kondisi ini dapat menyulitkan para importir.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perdagangan Benny Soetrisno mengatakan pelemahan rupiah memang memacu nilai ekspor. Bahkan, dia memprediksi angka komoditas Indonesia yang dikirm ke luar negeri meningkat hingga 16 persen. “Jadi, untuk eksportir menyenangkan,” kata Benny di Jakarta, Selasa (8/5).

Sebaliknya, kejatuhan rupiah akan menyulitkan impor. Menurut Benny, sejauh ini, sebagian besar importir memakai mata uang dolar Amerika dalam transaksi mereka.

Oleh sebab itu, saat ini mestinya menjadi momentum untuk memacu ekspor dengan memperbaiki kemudahan logistik. Benny pun mendorong Kementerian Perdagangan yang masih dalam proses bernegosiasi dengan sejumlah negara untuk meminimalisasi bea masuk negara tujuan. “Kalau tidak begitu, tidak akan bersaing kita,” ujarnya.

Oleh sebab itu, saat ini mestinya menjadi momentum untuk memacu ekspor dengan memperbaiki kemudahan logistik. Benny pun mendorong Kementerian Perdagangan yang masih dalam proses bernegosiasi dengan sejumlah negara untuk meminimalisasi bea masuk negara tujuan. “Kalau tidak begitu, tidak akan bersaing kita,” ujarnya.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), mata uang dolar Amerika perdagangkan dengan nilai tukar Rp 14.036. Angka ini anjlok dari nilai Senin (7/5) kemarin yang ditutup pada Rp 13.956 per dolar.

Di tempat terpisah, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara meyakinkan bahwa pelemahan rupiah saat ini tak mengganggu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Sebaliknya, hal itu akan meningkatkan penerimaan dan pengeluaran negara.

Namun, menurut perhitungan institusinya, dampaknya lebih besar ke penerimaan negara. “Yang kami dapatkan itu penerimaan di APBN lebih tinggi dibandingkan pengeluarannya karena nilai tukar,” kata dia di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (8/5)

katadata.co.id

LEAVE A REPLY