Harga Cabai dan Bawang Merah Merangkak Naik

0

Pelita.online – Pasokan cabai diklaim sudah mulai berkurang akibat musim hujan dan petani yang mengalami keterbatasan modal. Ketua Umum Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Abdul Hamid tidak menampik bahwa pasokan cabai mulai berkurang karena penanaman yang sulit kala musim hujan.

Selain itu, kata Abdul, banyak petani yang enggan menanam karena keterbatasan modal lantaran kerap merugi akibat lemahnya permintaan. “Kami sudah merugi sejak Maret karena daya beli lemah. Harga baru mulai naik Oktober, jadi yang punya modal saja yang bisa menanam,” kata Abdul, mengutip Bisnis.Com, Rabu, 4 November 2020.

Dalam laporan Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai tingkat inflasi Oktober, kenaikan harga cabai dan bawang merah menjadi salah satu penyumbang utama inflasi. Masing-masing kenaikan, yakni cabai sebesar 0,09 persen dan bawang merah 0,02.

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan kenaikan harga cabai merah terjadi di 82 kota yang indeks harga konsumennya dipantau oleh BPS. Cuaca yang tidak terlalu baik saat panen menjadi salah satu faktor yang memicu kenaikan harga.

Harga cabai merah besar menurut laporan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) menunjukkan tren kenaikan sejak awal Oktober. Harga rata-rata cabai terpantau berada di level Rp38.200 per kilogram (kg) pada pekan pertama Oktober. Kini, harga cabai telah berada di angka Rp43.850 per kg.

Harga bawang merah pun mulai merangkak naik. Pada awal Oktober, harga bawang merah Rp30.250 per kg dan saat ini sudah mencapai Rp35.850 per kg.

Prognosis yang disusun Kementerian Pertanian memperkirakan bahwa pasokan bawang merah akan memadai sampai akhir tahun dengan pasokan selama September-Desember sebesar 361.915 ton dan kebutuhan 327.528 ton. Dengan demikian, diprediksi terjadi surplus 34.478 ton.

Sementara untuk cabai besar, potensi pasokan diperkirakan mencapai 347.267 ton dan kebutuhan 335.186 ton atau surplus 12.082 ton.

 

Sumber : tempo.co

LEAVE A REPLY