Hari Ketiga Pencarian Korban Sriwijaya Air, Tim DVI Terima 16 Kantong Jenazah

0
Direktur Operasi Basarnas, Rasman MS (tengah), memberikan keterangan saat pengumpulan bagian pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta - Pontianak yang jatuh di perairan Pulau Seribu di Pos Dermaga JICT, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (10/1/2021). Temuan bagian pesawat selanjutnya akan diperiksa oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sedangkan potongan tubuh korban diserahkan kepada DVI Polri untuk identifikasi lebih lanjut. Direktur Operasi Basarnas, Rasman MS menyebutkan pihaknya akan tetap beroperasi 24 jam meski tim penyelam pada umumnya sudah kehilangan visibilitas jika menyelam di atas pukul 17.00 WIB. SP/Joanito De Saojoao.

pelita.online-Tim Disaster Victim Identification (DVI) Rumah Sakit BhayangkaraTingkat I Raden Said Sukanto, telah menerima 16 kantong jenazah berisi body part diduga penumpang Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu. Kemudian, tiga kantong berisi properti dari lokasi kecelakaan.

“Sampai jam 09.00 WIB, Tim DVI telah menerima 16 kantong jenazah dan tiga kantong properti,” ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono, di Rumah Sakit Bhayangkara Polri Raden Said Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (11/1/2021).

Dikatakan Rusdi, tindak lanjut ke depan, tim DVI bagian postmortem akan melaksanakan identifikasi body part di dalam kantong-kantong jenazah itu.

“Tentunya tugas-tugas ke depan dari anggota postmortem akan melaksanakan kegiatan identifikasi terhadap kantong jenazah ini. Kemudian juga petugas antemortem akan tetap mengumpulkan data-data dari keluarga korban,” ungkapnya.

Rusdi menyampaikan, tim DVI Polri masih mengumpulkan data-data antemortem dari pihak keluarga korban seperti umur, berat badan, tinggi badan, warna kulit, dan lainnya.

“Ada juga rekam medis dari korban sebelum meninggal dunia. Kalau ada sidik jari dari dokumen-dokumen yang ada, ijazah dan lain sebagainya itu pasti ada sidik jari dari korban. Itu nanti akan digunakan tim untuk mencocokan dari sidik jari yang ada pada antemortem dengan sidik jari yang ditemukan di postmortem. Jadi dokumen apapun yang bisa menjelaskan korban sebelum meninggal dunia sangat bermanfaat bagi tim DVI,” katanya.

Menyoal berapa lama proses identifikasi, Rusdi tidak menyebutkan waktunya, namun tim DVI akan bekerja profesional dan berupaya mengidentifikasi dengan cepat.

“Yang jelas kita bekerja secara profesional, semakin cepat proses identifikasi tentunya semakin baik, dan juga akan semakin memperjelas kepada keluarga korban terhadap saudaranya yang tertimpa musibah,” tandasnya.

Sumber: BeritaSatu.com

LEAVE A REPLY