Jenazah Pasien Covid-19 yang Hampir Tertukar

0

Pelita.online – Pihak keluarga jenazah pasien Covid-19 berinisial W (44 tahun) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor yang sempat tertukar, tidak menuntut manajemen RS. Putri pasien berinisial DF (24) mengatakan, pihak keluarga merelakan apa yang terjadi, meskipun pengelola RSUD melakukan kelalaian dua kali.

DF mengungkapkan, selain jenazah ibunya sempat tertukar dengan jenazah pasien Covid-19 lainnya, petugas RSUD juga salah menulis surat kematian almarhumah. “Saya nggak mau nuntut apa-apa. Saya pikir kekecewaan yang saya dapatkan akan berhenti di situ, ternyata saya masih mendapati kesalahan dari pihak RS. Menyangkut pendokumentasian surat kematian,” ujar DF yang meminta namanya disamarkan kepada Republika di Kota Bogor, Senin (4/12).

DF menjelaskan, ibunya mengembuskan napas terakhirnya pada Rabu (30/12) sekitar pukul 00.05 WIB. Namun, oleh petugas RSUD, surat kematian ditulis pada Selasa (30/12).

Selain itu, DF menambahkan, insiden terjadi ketika jenazah ibunya hampir tertukar dengan jenazah laki-laki yang juga berstatus positif Covid-19. DF menjelaskan, ketika mendapat kabar ibunya berpulang, ia bersama ayah, kakak, dan saudara dekat langsung mengunjungi ruang isolasi RSUD. Mereka semua sangat ingin melihat wajah W untuk terakhir kalinya sebelum dimakamkan.

Oleh petugas jaga, sambung dia, pihak keluarga awalnya tidak diizinkan untuk mendekati almarhum karena statusnya positif Covid-19. “Akhirnya sampai humasnya datang, (bilang) boleh dilihat. Setelah dilihat, ternyata bukan jenazah mama saya. Mama saya belum diurus, mama saya masih di ruang isolasi,” tutur DF.

Hingga akhirnya, DF mengungkapkan, jenazah ibunya baru bisa dibawa ke kampung halamannya di Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada pukul 10.00 WIB. Sesuai ketentuan, kata dia, seharusnya jenazah pasien Covid-19 tidak boleh dimakamkan lebih dari empat jam setelah dinyatakan meninggal. Namun, karena proses administrasi dan pengurusan jenazah Covid-19 bermasalah hingga akhirnya proses pemakaman baru bisa dilakukan pada siang hari.

DF menyebutkan, manajemen RSUD menyadari kelalaian dan kesalahan yang dilakukan karyawannya. Sehingga, selain mengawal pembawaan jenazah pasien hingga ke ambulans, kata dia, manajemen RSUD ikut datang ke rumahnya untuk menyampaikan permohonan maaf atas kelalaian yang terjadi. “Dari pihak RS meminta humasnya untuk datang. Mereka pun menyadari atas kesalahan semua karyawannya,” kata DF.

Humas RSUD Kota Bogor, Taufik Rahmat, membenarkan, adanya peristiwa jenazah pasien Covid-19 di RSUD Kota Bogor sempat tertukar. Taufik mengatakan, ketika ditemukan ada kesalahan, manajemen RSUD langsung bertindak sigap. Karena itu, ia ditugaskan mengawal pihak keluarga untuk melihat jenazah ke ruang isolasi secara langsung, dan ikut mendampingi pemulangan jenazah sampai dikubur.

Taufik menjelaskan, jenazah dibawa dengan menggunakan ambulans RSUD ke Leuwiliang. Setelah dilakukan pemakaman, pihaknya mewakili RSUD meminta maaf kepada keluarga atas insiden tersebut.

Alhasil, kini semua permasalahan tersebut sudah diselesaikan secara baik-baik. “Ini menjadi bahan evaluasi kami juga. Secara pribadi kami mengakui ada layanan yang kurang pas. Saya sampaikan permohonan maaf,” ucap Taufik.

Secara pribadi kami mengakui ada layanan yang kurang pas. Saya sampaikan permohonan maaf.

Dia bersyukur kasus itu dapat terbongkar berkat kengototan keluarga pasien yang ingin melihat jenazah. Taufik mengatakan, pada awalnya, keluarga pasien merasa petugas RSUD lamban dalam menangani jenazah. Kemudian, Taufik yang menyadari ada ribut-ribut mendatangi pihak keluarga untuk memberikan pemahaman alur penanganan jenazah pasien Covid-19. Ditambah lagi, kata dia, kondisi malam itu hanya ada satu petugas forensik yang bersiaga.

“Jadi, harus menunggu pagi. Karena harus menunggu personel yang lain untuk mengangkut jenazah dan petinya. Bukan sengaja dilamain, mekanismenya seperti itu, apalagi karena pasien Covid-19 penanganannya harus betul,” ucap Taufik.

Setelah diberikan pemahaman, Taufik melanjutkan, keluarga yang datang tetap meminta untuk melihat pasien secara langsung di ruang forensik. Ketika dilihat, pihak keluarga yang hadir kaget karena daftar nama dan wajah jenazah berbeda. DF dan keluarga yang hadir tidak mengenali laki-laki itu, yang ditulis nama ibunya. Setelah dilakukan pemeriksaan lagi, didapati W masih berada di ruang isolasi.

“Kemudian, saya konfirmasi ke pemulasaraan apa yang terjadi, ternyata ada kesalahan pengambilan jenazah dari ruang isolasi,” ucap Taufik.

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY