Pentingnya Peran Literasi Keuangan dalam Memulai Usaha

0
Polisi menunjukkan uang palsu yang disita dari tangan tersangka berinisial HD di Polres Malang, Jawa Timur, Rabu (5/8). Bersama uang palsu senilai 730 juta rupiah tersebut Kepolisian setempat juga meneukan 47 amunisi dan pistol airsoft gun jenis FN di rumah tersangka. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/nz/15.

Pelita.online – Banyak generasi milenial yang memutuskan membuka usaha sendiri setelah lulus kuliah. Terlebih di era yang digital seperti sekarang dengan masifnya informasi, memudahkan anak muda melakukan berbagai hal, termasuk memulai usaha. Namun seringkali usaha yang baru dibangun gagal dalam waktu singkat karena minimnya tingkat literasi keuangan. Dampak lain rendahnya literasi keuangan adalah perhitungan bisnis kurang baik yang berdampak buruk pada kondisi keuangan pribadi. Hal ini dikarenakan kurangnya informasi yang bisa meningkatkan kualitas pengambilan keputusan.

Salah satu hal yang dapat dilihat pada hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2019 yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah, masyarakat Indonesia pada umumnya belum sepenuhnya mengerti bagaimana cara meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan dalam rangka mencapai kesejahteraan. Hal ini terlihat dari indeks tingkat literasi keuangan di OJK yang mencapai angka 38,03 persen.

Corporate Secretary Akulaku Finance Indonesia Wildan Kesuma mengatakan, dengan memiliki pemahaman literasi keuangan yang baik, bisa terhindar dari hal-hal yang merugikan. “Pengertian literasi keuangan adalah pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan yang mempengaruhi sikap dan perilaku individu untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan dalam rangka mencapai kesejahteraan. Aspek ini yang harus kita tingkatkan sebelum mulai mengambil keputusan yang bisa memengaruhi kondisi keuangan,” kata Wildan dalam siaran pers, Sabtu (26/9/2020).

Sebagai perusahaan pembiayaan berbasis digital yang terdaftar dan diawasi OJK, Akulaku Finance melihat literasi keuangan adalah pemahaman yang sangat penting dan harus dimiliki masyarakat. Wildan menambahkan, pemahaman literasi keuangan dapat ditingkatkan dengan cara membaca artikel pada sumber berita atau artikel terpercaya.

Di masa pandemi ini, kebiasaan masyarakat dipaksa berubah drastis, termasuk mengubah kebiasaan berbelanja langsung di swalayan atau pasar, menjadi daring. Dari yang terbiasa membayar secara tunai, saat ini membayar non-tunai atau memanfaatkan pembayaran digital.

Ternyata, perubahan kebiasaan ini membawa peluang usaha yang menarik bagi para merchant e-commerce, salah satunya adalah merchant di Akulaku Silvrr Indonesia, yang merupakan lini bisnis e-commerce marketplace di bawah Akulaku Group.

“Ada merchant di platform e-commerce Akulaku yang baru mulai berjualan menjelang masa pandemi dimulai dan ternyata penjualannya tetap bagus. Kita melihat hal ini selain karena kebiasaan masyarakat yang berubah, juga disebabkan kemampuan merchant dalam berinovasi saat berjualan di platform e-commercedan juga menunjukkan besarnya potensi dalam berjualan dan bertransaksi secara daring,” ujar Business Development Manager Akulaku Silvrr Indonesia, Adrian Iskandar

Adrian menambahkan, salah satu persyaratan administratif untuk dapat mulai berjualan dalam platform e-commerce Akulaku adalah dengan mendaftarkan kartu tanda penduduk (KTP) dan nomor pokok wajib pajak (NPWP).

Sumber:BeritaSatu.com

LEAVE A REPLY