Wagub DKI Serahkan ke Arkeolog, Minta Temuan Artefak di Proyek MRT Dijaga

0

Pelita.online – Sejumlah artefak atau benda bersejarah ditemukan saat proses penggalian proyek MRT Jakarta Fase 2A jalur Thamrin-Kota. Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan temuan tersebut harus dijaga.

Riza mengatakan artefak itu akan diserahkan kepada tim arkeolog untuk diteliti. Nantinya, artefak tersebut akan dikaji sehingga bisa diketahui nilai sejarah yang terkandung di dalamnya.

“Kalau ada temuan-temuan seperti itu tentu nanti diserahkan kepada ahlinya, ada bidangnya yang menangani. Pemprov nanti akan menyerahkan pada bidang yang menangani artefak tersebut. Tentu semua artefak yang ada perlu kita jaga, pelihara, menjadi sebuah kajian perjalanan sejarah,” ujar Riza kepada detikcom, Minggu (8/11/2020).

“Arkeolog nanti yang mencari solusinya, apa saja yang akan dilakukan. Jadi kami Pemprov tentu mendukung ditemukan artefak itu untuk ditindaklanjuti sesuai dengan peraturan ketentuan yang ada. Nanti akan kami sampaikan apa masukan dari tim artefak,” sambungnya.

Meski demikian, Riza belum dapat menjelaskan artefak tersebut berasal dari tahun berapa. Menurutnya, Pemprov DKI Jakarta akan mempublikasikan hasil kajian dari arkeolog, sehingga dapat memberikan nilai manfaat.

“Itu kan harus dilihat, berapa banyak ukurannya seperti apa, apakah bisa dipindahkan, nanti akan dilihat semuanya. Kita sekarang belum bisa mengambil kesimpulan menyikapi ini, yang pasti dengan ditemukan artefak ini kita akan sikapi dengan baik secara bijak sesuai dengan ketentuan peraturan yang ada. Prinsipnya semua artefak ini, peninggalan-peninggalan sejarah ini kita harus jaga. Nanti kita publikasikan, kita sosialisasikan, supaya memberi nilai manfaat yang baik,” kata Riza.

Sebelumnya, beragam artefak atau benda bersejarah ditemukan di jalur pembangunan jalur MRT Jakarta fase 2A. Artefak itu ditemukan di 14 titik penggalian di sepanjang jalur dari Jalan MH Thamrin hingga Kota.

Temuan itu disampaikan Ketua Tim Ekskavasi untuk Pembangunan Stasiun MRT Thamrin dan Monas, R Cecep Eka Permana, dalam webinar pada Kamis, 5 November, lalu. Tim itu melakukan ekskavasi hingga kedalaman 2 meter dan menemukan beragam artefak.

Berikut ini 14 titik yang diekskavasi:

1. Depan Kementerian Agama
2. Bagian selatan Jalan Kebon Sirih
3. Menara Jam
4. Depan Wisma Mandiri
5. Samping Kementerian ESDM
6. Depan Kementerian ESDM
7. Depan Gedung Indosat
8. Jalur hijau Pintu BD Monas
9. Taman BD Lapangan Merdeka Barat
10. Depan RSS Lapangan Merdeka Barat
11. Pelataran Air Mancur Menari
12. Pagar Barat Lapangan Merdeka Barat
13. Pelataran Air Mancur Menari
14. Sisi lain dari Pelataran Air Mancur Menari

Dalam presentasinya, Cecep menjelaskan, untuk kedalaman 100-150 cm, hanya ditemukan saluran dan kabel-kabel. Artefak ditemukan mulai pada kedalaman 150-190 cm.

“Kedalaman 150-190 cm tanah urukan terdapat artefak berupa fragmen keramik, tembikar, kaca, tulang sebagai bekas aktivitas masa lalu sebelum pembangunan area Thamrin atau sebelum 1960,” demikian tertulis dalam bahan presentasi webinar dari Cecep seperti dikutip, Minggu (8/11).

Setelah itu, disebutkan pada kedalaman 200 cm tidak ditemukan artefak lagi serta sudah mulai mengeluarkan air. Untuk ekskavasi di sekitar Monas disebutkan adanya temuan yang kemungkinan dari penataan taman Monas pada 1990-an.

“Sampai kedalaman 100-170 cm umumnya berupa tanah urukan, terdapat sisa struktur, temuan lepas fragmen keramik, logam, tanah liat, merupakan sisa aktivitas masa lalu sekitar lapangan Monas pra atau pasca-pembangunan Monas. Tidak ditemukan lagi struktur masif tinggalan bangunan sebelum penataan Monas 1960-an,” imbuhnya.

Dari beragam temuan itu, tim yang dipimpin Cecep tersebut memberikan rekomendasi pembangunan MRT Jakarta Fase 2 tetap dilakukan. Menurutnya, tidak ada temuan arkeologi yang signifikan yang mengganggu proses pembangunan.

“Berdasarkan kotak yang telah digali hingga kedalaman 200 cm, tidak ditemukan struktur atau temuan arkeologis yang signifikan mengganggu proses pembangunan Stasiun MRT Jakarta Fase 2 CP201 Koridor Bundaran HI – Harmoni. Oleh karena itu, direkomendasikan pembangunan MRT Jakarta Fase 2 Stasiun Thamrin dan Monas dapat dilaksanakan dengan tetap memperhatikan kemungkinan adanya temuan arkeologis lainnya,” ucapnya.

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY