Pemkot Bogor Berencana Lanjutkan Bansos Terdampak Covid di Tahun 2021

0
Warga mengantre untuk menerima Bantuan Sosial Tunai (BST) Kantor Pos Warunggunung, Lebak, Banten, Minggu (17/5/2020). Sebanyak 82.198 kepala keluarga (KK) di Kabupaten Lebak yang terdampak pandemi COVID-19 menerima BST dari pemerintah pusat sebesar Rp600 ribu per KK hingga tiga bulan ke depan. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/foc.

Pelita.online – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor berencana melanjutkan program bantuan sosial (bansos) yang berakhir Desember 2020 untuk diperpanjang 2021.

Total kuota penerima bansos Kota Bogor berjumlah 23.000 dan setiap bulannya menerima uang tunai Rp 500.000. Meskipun secara teknis belum ada pembahasan lebih lanjut, namun persiapannya sudah dilakukan. Ditambah belum lama ini, Pemkot selesai melakukan rapat anggaran.

Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim menegaskan bansos itu harus masih tetap ada di tahun depan. Paling tidak, kata Dedie, dalam satu semester kedepan masyarakat masih perlu untuk dibantu.

“Terutama mereka yang terdampak langsung pandemi covid ini,” kata Dedie, Kamis (17/12/2020)

Memang, kata dia, ada beberapa evaluasi dari bansos yang akan berakhir di tahun 2020 ini. Salah satunya soal keterlambatan. Karena, penyaluran bantuan dari Pemkot melewati Kantor Pos.

Pasalnya, Kantor Pos tak hanya melayani bansos dari Pemkot Bogor saja. Melainkan juga dari pemerintah provinsi dan pusat.

“Karena kapasitas kerja mereka terbatas, maka sifatnya adalah bertahap. Jadi setelah bansos pusat, bansos provinsi kemudian baru bansos dari kita (Pemkot),” terang Dedie lagi.

Meski begitu, Pemkot tak berniat untuk mencari pihak kedua untuk mengganti Kantor Pos. Terbukti dengan bantuan lansung tunai (BLT) yang sudah efektif. Tidak ada pembelian fiktif maupun tender yang nantinya bisa menimbulkan permasalahan.

“Jadi kita serahkan uang tunai saja ke masyarakat, nanti biar masyarakat belanja langsung. Yang pentingĀ by name by address-nya benar,” ujarnya.

Soal kuota penerima bansos sendiri, Dedie mengaku belum mendapatkan update lagi berapa angka penerima bansos. Hanya saja, hingga saat ini data penerima masih menyesuaikan dengan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

“Kalau data non-DTKS-nya yang baru dikurangi, kita harus nambah. Tapi kita lihat nanti,” pungkasnya.

Sumber:BeritaSatu.com

LEAVE A REPLY